HTML/JavaScript

Translate it into English

Selasa, 04 Desember 2012

Menentukan Potensi Kernel (PK) dalam Buah Kelapa Sawit (TBS)

Tujuan dalam percobaan ini adalah menentukan randemen dari Palm Kernel (PK) dalam pabrik kelapa sawit. dimana dengan menetukan potensi ini maka kita akan dapat menegtahui seberapa besar randemen kernel hari ini, walaupun hal ini tidak menjadi suatu kepastian namun paling tidak bisa menjadi pendekatan buat produksi, untuk menentukan hal tersebut maka kita mulai langkah langkah berikut.
 Gambar Kernel Mentah (Basah)http://203.21.74.23/pdimage/19/1318519_inti.jpg
  1. Kita lakukan mass balance Nut terlebih dahulu, tujuannya adalah untuk mengetahui % Nut terhadap TBS, kita misalkan Mass balance Nut adalah 12% terhadap TBS.
  2. kemudian Nut dari hasil mass balance tadi di kwatring sampai beratnya mencapai kira2 1000 gr.
  3. Nut yang diambil tadi kemudian ditimbang, kita anggap Nut tersebut 1000 gr.
  4. selanjutnya nut yang sudah ditimbang tadi dipecahkan secara manual, tujuannya adalah memisahkan antara Kernel dengan cangkang.
  5. Setelah dipecah dan terpisah antara kenel dan cangkang kemudiang masing-masing Kernel dan cangkang  ditimbang dan dipersentasekan terhadap berat Nut diatas, Contoh : Berat Kernel 434 gr dan berat cangkang 566 gr dan dipersenkan Kernel 43.4% dan Cangkang 56.6%.
  6. dari persentase Kernel dang cangkang tadi kita dapat memperhitungkan potensi kernel mentah yaitu dengan, %Kernel terhadap Nut x  % Nut Terhadap TBS = 43.4% x 12.0% = 5.21%
  7. potensi kernel mentah adalah 5.21%. potensi ini adalah potensi kernel mentah, jadi untuk menentukan potensi kernel Produksi adalah kita harus mengetahui dahulu berapa kadar air dalam kernel mentah tersebut mengingat kadar air dalam kernel produksi masak maksimal adalah 7.00%
  8. Berdasarkan analisa yang pernah saya lakukan bahwa kadar air dalam kernel mentah adalah 21 – 22 %, sebaiknya kita anggap saja 21%.  Kadar air dalam kernel harus disisakan maksimal adalah 7% maka akan terjadi penguapan air sebanyak 14%, maka dapat kita perhitungkan 14% dari 5.21% adalah 0.73%. angka 0.73% merupakan penguapan dalam kernel sehingga terjadi pengurangan randemen disini akibat dari penguapan air, kemudian kadar kotoran dalam kernel maksimal adalah 7%, maka 7% dari 5.21% adalah 0.36%. angka 0.36% adalah penambahan karena ada penambahan kotoran yang diizinkan, dan terakhir adalah pengurangan Losses kernel, disini kita hanya bisa estimasikan saja, besarnya losses yang diizinkan pada pegolahan kernel adalah 0.35%, Jadi potensi randemen Kernel adalah :
Potensi Randemen Kernel = 5.21% - 0.73% + 0.36% - 0.35% = 4.49%.

Jadi sudah jelas dari perhitungan diatas dengan menggunakan angka yang di asumsikan adalah 4.49%

 
Gambar diatas adalah gambar Kernel Masak.
Ciri-Ciri Kernel masak adalah 
  1. Berwarna kehitaman.
  2. Apabila digigit terasa rapuh.
  3. Tidak lembab.
  4. Warna dalamnya tidak putih melainkan kecoklatan.
Standard Kualita Kernel Produksi.
Kadar Air        = 7.00%
Kadar Kotoran= 7.00%
Kernel Pecah  = 14.00%
READ MORE - Menentukan Potensi Kernel (PK) dalam Buah Kelapa Sawit (TBS)

Senin, 03 Desember 2012

Penurunan DOBI dalam Proses di PMKS




pada postingan sebelumnya kita telah membahas sedikit tentang kualitas CPO yang diinginkan oleh pasaran yaitu harus benar-benar memenuhi standard yang diinginkan. nah, sekarang kita akan membahas lebih spesifik mengenai kualitas CPO yaitu DOBI (Deorarotion Of Blechebiliy Index).

pada dasarnya didalam buah kelapa sawit nilai dobi sudah ada sedemikian rupa disertai dengan nilai carrotene dan pada minyak CPO sumber carroten tertinggi dalam minyak nabati, oleh karena itu untuk menjaga agar kandungna DOBI dan Carrotene tidak ada penurunan dalam proses maka kita harus menjaga proses sebaik mungkin terutama pada bagian-bagian yang menimbulkan oksidasi seperti pada digester dan Press.selain itu temperatur proses juga harus tetap terjaga dalam standard yang telah ditetapkan.

Berikut akan saya tampilkan hasil penelitian nilai DOBI dari brondolan sampai CPO yang disimpan dalam tanki timbun.

Perbedaan Hasil Analisa DOBI dan Carotene 




No Tipe Sampel                 Parameter
DOBI b - Carotene (ppm)
1 CPO dari brondolan segar 4.25 593
2 CPO dari brondolan busuk 3.43 564
3 CPO MPD 3.05 434
4 Crude Oil 3.02 473
5 Vacuum Dryer Line I 2.79 470
6 Vacuum Dryer Line II 2.75 467
7 BST II 2.75 472 
READ MORE - Penurunan DOBI dalam Proses di PMKS

Rabu, 28 November 2012

UJI STABILITAS CPO



 https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSkoT9RZ5_76lL1dXCRPde7vms1vs--pN_plpMLJsUKMyg2NtCSVg
Saat ini CPO (Crude Palm Oil) merupaka komoditi yang sangat banyak diminta dipasaran terlebih lagi beberapa tahu kedepan akan terjadi krisi energi, disini permintaan akan CPO akan semakin besar karena CPO merupaka sumber energi yang dapat diperbaharui. Dari CPO tersebut dapat diproduksi berbagai produk terutama untuk mengantisipasi krisi energi adalah Biodiesel, selain itu produk yang lain juga dapat dibuat dari CPO seperti bahan utama pembuat kosmetik, sabun, pasta gigi, sampo, minyak goreng, mentega dan masih banyak lagi.
Untuk menghasilkna produk yang cukup banyak tersebut CPO yang digunakan harus memiliki kualitas yang baik karena jika tidak akan mempengaruhi kualitas produk setelahnya. Untuk itu kualitas CPO harus dijaga stabil pada parameter yang diinginkan industri kosmetic dan minyak goreng. Parameter kualitas CPO yang baik adalah :
-          FFA               :  2.50%
-          Moisture      :  0.150%
-          Dirt              :  0.015%
-          PV                :  Trace
-          DOBI                        :  > 2.70
-          Carrotene    :  > 500 ppm
Jika kualitas CPO diatas standard yang telah ditetapkan bukan berarti CPO tersebut tidak ada pembeli hanya saja harga akan jauh lebih murah karena kualitas yang tidak sesuai dengan yang ditetapkan.
Untuk itu kita harus mengetahui seberapa lama CPO dapat disimpan dalam tanki timbun.
Disini akan saya coba tampilkan hasil analisa kualitas CPO selama 24 hari untuk mengetahui seberapa lama kualitas CPO tetap stabil. Sample yang dibuat percobaan berasal dari sample yang telah dihomogenkan dalam satu wadah kemudian dibagi menjadi 34 botol dimana 24 botol untuk mengetahui stabilitasnya dan dianalisa selama 24 hari dan 10 sample dianalisa secara bersamaan dalam satu hari untuk mengetahui sample yang dicampur tersebut presisi atau tidak.

Dari tabel diatas dapat kita lihat bersama bahwa hasil analisa dari sample no 1-10 hasilnya sudah presisi, untuk menetukan hasil tersebut presisi atau tidak kita harus mengolah data tersebut menggunakan rumus statistik, disini saya tidak akan membahas itu, karena saya sudah mengolah data tersebut dan data diatas sudah presisi.
Kemudian kita akan melihat data selanjutnya yaitu hasil uji stabilitas CPO
Dapat kita lihat bersama hasil uji stabilitas sample CPO dari tabel diatas. Untuk menyimpulkan hal tersebut kita dapat melihat grafik dibawah ini.



Dari garfik diatas kita belum dapat menyimpulkannya karena kalau kita lihat bersama untuk analisa FFA cenderung naik turun hal ini dikarenakan analisa FFA masih menggunakan titrasi manual dimana tergantung dari kondisi manusianya begitu juga untuk Dirt, lain halnya untuk Moisture kita dapat lihat digrafik tersebut bahwa CPO dapat stabil untuk Moisturenya selama 14 hari, dan untuk DOBI hanya bisa stabil selama 5 hari.
Demikian hasil percobaan saya, semoga dapat bermanfaat.
READ MORE - UJI STABILITAS CPO

Selasa, 27 November 2012

Kolam Limbah














Gambar diatas adalah Kondisi Kolam Limbah cair yang ada di Pabrik Kelapa Sawit. dapat kita lihat bersama pada gambar diatas bahwasannya telah terjadi pengerasan pada kolam limbah tersebut, hal tersebut mengidikasikan telah terjadi kerusakan pada proses dekomposisi kolam limbah tersebut. kerusakan proses dekomposisi tersebut diakibatkan oleh :
1. masih terdapat minya pada limbah cair yang dialirkan.
2. kurangnya sirkulasi pada kolam acid sehingga menyebabkan bakteri mati.

Kedua hal tersebut sebenarnya dapat diantisipasi dengan mudah yaitu meminimalkan minyak yang terbuang dan memperbesar sirkulasi dari kolam Secondary anaerob.dengan melakukan hal tersebut dapat dipastikan proses dekomposisi limbah dapat berjalan dengan baik.

Untuk memperbaiki kolam limbah seperti gambar diatas adalah harus memastikan sirkulasi/pengenceran kolam yang telah mengeras dilakukan dengan mengambil air limbah dari primary anaerob atau secondary anaerob.
READ MORE - Kolam Limbah

Jumat, 02 November 2012

Pembuata Kompos dari Tandan Kosong Kelapa Sawit

Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri yang cukup berkembang pada saat ini, dimana setiap tahunnya pertumbuhan areal kebun kelapa sawit terus bertambah. industri kelapa sawit juga terkenel dengan industri yang ramah lingkungan hal ini dikarenakan semua yang dihasilkan oleh kelapa sawit dapat digunakan mulai dari CPO, Palmn kernel, cangkang, fibre, limbah cair dan tandan kosong. Disini akan dibahas sedikit mengenai pengolahan kompos dari tandan kosong kelapa sawit.
limbah padat (tandan Kosong) dan limbah cair dapat diolah menjadi komoditi yang menarik berupa kompos organik dan pelaksanaannya memerlukan peralatan / mesin-mesin yang mendukung kemudahan pembuatan kompos antara lain ialah Mesin Pencacah Janjangan Kosong, Mesin Pembalik Kompos (Turning Machine) dan Mesin Pemisah Minyak dengan limbah model mutakhir (Decanter) yang bekerja memisahkan minyak dari hasil pemerasan buah sawit yang sudah direbus tanpa penambahan air pengencer.
Luas lahan yang diperlukan untuk pemeraman kompos kurang lebih 3 - 4 Ha dan apabila tidak ada lahan kosong disekitar pabrik dapat dilakukan dibawah pohon sawit dewasa ialah gawang - mati yang mempunyai ketinggian lewat 3 m.

JENIS LIMBAH PKS DAN PENGENDALIANNYA.
Munculnya pabrik – pabrik kelapa sawit diiringi dengan hasil limbah yang jumlahnya besar dimana limbah dari PKS pada garis besarnya berupa limbah padat dan limbah cair.
Limbah Padat : berupa Tandan Kosong (Tankos)
Penanganan limbah padat dari PKS selama ini beragam, antara lain :
- Tan Kos dibakar di tungku Pembakaran / Incinerator tetapi sekarang tidak populer lagi karena menimbulkan polusi udara.
- Tan Kos untuk Mulching (serasah) ke tanaman sawit tetapi dalam pelaksanaanya dilapangan ternyata tidak berjalan dengan baik, dimana janjang kosong hanya pindah tempat dari pabrik ke tepi jalan dan apabila terbakar tidak dapat dipadamkan dan menimbulkan permasalahan baru berupa asap.
- Tan Kos dicincang, dipres dan dijadikan bahan bakar ketel tetapi kebutuhan bahan bakar Ketel Uap di pabrik sawit sudah mencukupi menggunakan serabut / fibre dan cangkang sehingga tidak perlu adanya tambahan Tan Kos terkecuali untuk PKS terpadu dengan industri lain misalnya pabrik minyak makan dan lain-lain yang memerlukan tambahan tenaga listrik.
Limbah Cair PKS (berasal dari Kondensat Rebusan dan Limbah Cair dari Stasiun pengutipan Minyak)
Pengendalian limbah cair yang dilakukan di PKS antara lain sebagai berikut :
- Limbah Cair diperam dalam kolam – kolam pemeraman Anaerobic (pemeraman tanpa adanya peranan O2) sampai kadar ambang batas BOD (Biological Oxigen Demand) menurun untuk selanjutnya dilepas ke alam bebas tetapi masih mengundang permasalahan dengan penduduk yang ada disekitar pabrik karena bau yang tidak sedap oleh timbulnya gas Methan (CH4) dan H2S atau ada kalanya kolam bocor.
- Limbah Cair untuk pemupukan tanaman sawit (Land Application), dimana limbah cair diperam sampai ambang batas BOD menurun pada kadar tertentu (5000 – 3000) kemudian dipompa ke tanaman sawit. Berarti diperlukan jaringan pipa tetapi di musim hujan limbahnya melimpah kemana-mana.
Pengendalian limbah padat dan cair yang menarik ialah untuk pembuatan kompos organik dengan bahan baku janjang kosong yang dicincang dan dicampur dengan limbah cair.
Jumlah limbah cair menurut pengamatan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS Medan / RISPA) jumlahnya berkisar 0,7 x TBS yang diolah. Limbah padat PKS berupa janjangan kosong dengan jumlah berkisar 23 – 25% dari Tandan Buah Segar.
Akhir-akhir ini telah berkembang peralatan - peralatan baru yang bertujuan untuk mengurangi sebanyak mungkin hasil limbah cair PKS dan mengarahkan sebagian besar limbahnya menjadi kompos dalam skala besar dengan nilai komersil yang menarik, peralatan tersebut sebagai berikut :
- Mesin pencacah Janjangan Kosong (Empty Buch Crushing Machine)
- Mesin pembalik (Turning Machine)
- Mesin / peralatan pemisah minyak yang mampu beroperasi dengan tanpa penambahan air pengencer sehingga limbah cair menjadi sangat berkurang menghasilkan minyak sawit dan bubur limbah (slurry).
PRINSIP PENGOMPOSAN.
Teknologi pembuatan Kompos Organik sebenarnya sudah dikenal sejak dahulu kala tetapi dalam skala kecil. Dalam skala besar dimana Tan Kos ditumpuk dan dibiarkan sampai membusuk tidak akan menjadi kompos organik yang bermutu karena nilai C/N masih tinggi. Pengomposan adalah penurunan rasio atau perbandingan antara karbohidrat dan nitrogen dengan singkatan nilai C/N. Bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan / kotoran hewan yang masih segar mempunyai nilai C/N yang tinggi antara 50 – 400 (kayu yang tua).
Bahan oprganik dapat diserap tanah adalah mempunyai C/N yang sama dengan tanah ialah sekitar 10 – 12 oleh karena itu limbah sawit (cair dan padat) yang mempunyai nilai C/N tinggi harus diturunkan.
Dalam proses pengomposan terjadi perubahan sebagai berikut :
a. Karbohidrat, Selosa, Hemiselulosa, lemak, lilin menjadi CO2 dan air.
b. Zat putih telur menjadi Amonia, CO2 dan air.
Proses pengomposan yang akan diterapkan ialah proses Aerobic dalam keadaan adanya O2 bukan proses Anaerobic dalam keadaan tanpa O2 seperti halnya dikolam limbah yang banyak diterapkan di PKS.
Dalam pembuatan kompos organik proses Aerobic akan menghasilkan CO2, air dan panas, maka yang perlu dijaga ialah kelembaban sekitar 40 – 60% agar micro organisme dapat bekerja secara optimal dengan suhu optimal 30 – 50°C (hangat), oleh karena itu tumpukan kompos perlu dibalik (1 sampai 5 kali seminggu).
Dalam proses pengomposan bekerja bakteri, fungi, actinomycetes dan protozoa dan dapat dipercepat dengan aktivator antara lain EM4, Orga Dec, Stardec, Fix Up Plus, Harmony dan Mikrorganisme.
Mikroorganisme akan lebih aktif apabila PH berada antara 6,5 – 7,5 oleh karena itu dalam proses pengomposan sering ditambahkan kapur atau abu maka perlu tumpukan kompos dibalik.
Kompos adalah bahan organik yang mengalami degradasi / penguraian sehingga berubah bentuk secara biologi dalam suhu tinggi dan setelah selesai terjadilah nilai C/N yang sama dengan tanah 10 – 12, sehingga dapat diserap oleh tanaman.
CARA PEMBUATAN KOMPOS ORGANIK SKALA BESAR.
Bahan kompos organik berupa cacahan Tan Kos ditambah limbah cair dari PKS.
PKS kapasitas 30 T. TBS/Jam akan menghasilkan tandan kosong sebanyak 23% x 30 T. TBS/Jam x 20 Jam operasi sehari = 23% x 30 x 20 = 138 Ton Janjangan Kosong.
Slurry / bubur Limbah dari minyak mentah Non Deluted Decanter menghasilkan Raw Oil dan bubur limbah / slurry bukan solid sebanyak 6,9 T/Jam x 20 Jam sehari = 6,9 x 20 = 138 Ton slurry / hari dan slurry tersebut yang akan dicampur kecacahan Tandan Kosong untuk diperam menjadi Kompos Organik.
Jumlah bahan kompos = 138 T + 138 T = 276 Ton / Hari.
Proses pencacahan dan pencampuran limbah cair.
Cacahan Janjangan Kosong yang keluar dari Mesin Pencacah disalurkan ke saluran (Conveyor) dimana slurry yang keluar dari Decanter jatuh ke saluran / Conveyor yang sama sehingga teraduk bercampur menjadi satu secara merata. Campuran cacahan Janjangan Kosong dan slurry yang terkumpul di lantai beton selanjutnya disekop dengan Loader dimuat ke Dump Truck diangkut ke lapangan pemeraman kompos.
http://isroi.files.wordpress.com/2010/01/turner.jpg
Gambar mesin turner (pembalik)
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=--4UIaW_0Uo 
Proses Pemeraman.
Campuran Cacahan Janjangan Kosong dan Bubur Limbah (Slurry) digelar dilapangan terbuka dalam barisan berukuran 2,5 tinggi 1,5m panjang 50 m. barisan kompos ditutup dengan plastik oleh mesin Pembalik (Turning Machine) yang dilengkapi dengan rol penggulung plastik.
Pengadukan Kompos dan Pematangan Kompos.
Apabila suhu kompos naik sampai lewat 60°C maka diaduk oleh mesin pembalik sambil disemprot dengan limbah Condensat Rebusan. Kegiatan membuka plastik, mengaduk, menyemprot, menutup kembali dengan plastik dilakukan 1 – 2 kali seminggu. Kompos akan matang setelah diproses selama 50 hari tanpa tambahan additive (Aktivator untuk mempercepat pembusukan yang banyak beredar dipasaran yaitu : Stardex, EM4 dan lain - lain).
Penggudangan dan Pengepakan Kompos.
Kompos yang sudah masak di muat ke Dump Truck oleh Loader dan digudangkan dalam bangunan berlantai beton, beratap seng, dinding setengah terbuka berukuran lebar 8 m panjang 80 m.
Di dalam gudang tersebut dilakukan pengayakkan dengan saringan pasir dan digonikan untuk selanjutnya dipasarkan.
Luas Lapangan Pemeraman.
Lapangan pemeraman kompos akan memerlukan luas 3 – 4 Ha. Berisi 115 jalur kompos ukuran lebar 2,5 tinggi 1,5 m panjang 80 m. Apabila disekitar pabrik tidak ada lapangan kosong, maka pemeraman dapat dilakukan dibawah pohon sawit dewasa tanpa penumbangan. Penimbunan kompos tersebut ditempatkan pada gawangan mati. Satu hektar (Ha) tanaman sawit dewasa dapat diisi 9 jalur kompos di gawangan mati. Luas tanaman sawit dewasa untuk ditempati jalur kompos dengan siklus pemeraman 50 Hari = 22 - 25 Ha.
Urutan Kegiatan dilapangan sebagai berikut :
Kegiatan Minggu Pertama (Ke – 1)
Hasil bahan kompos dari cincangan janjangan kosong + slurry diletakkan pada areal pengomposan yang terbagi dalam beberapa Blok A s/d S dan setiap blok mempunyai jalur bervariasi dan rata-rata ada 5 Jalur.
Setelah salah satu jalur sudah terisi oleh bahan kompos, maka dilaksanakan penutupan dengan plastik (mulai pemeraman) dan sebelum ditutup plastik bahan kompos terlebih dahulu disiram dengan air limbah kondensat rebusan untuk mempertahankan bahan kompos tetap basah selama masa pemeraman dan suhu bahan kompos lebih terjaga dalam keadaan stabil ialah 40 – 50°C, (pencatatan suhu bahan kompos tetap dilakukan).
Kegiatan Miggu Ke 2 s/d Minggu ke 6.
Minggu ke 2 (mulai hari ke 7) bahan kompos yang sudah diperam selama 6 hari dan suhu naik sampai 60°C maka dilaksanakan pembalikan dan penyiraman dengan air limbah kondensat rebusan dan ditutup kembali (pencatatan tetap dilakukan).
Kegiatan yang sama seperti tersebut diatas dilakukan berdasarkan pencatatan suhu bahan kompos setiap harinya dan yang sudah lebih 60°C dilaksanakan pembalikan (setiap pembalikan dilakukan juga penyiraman dengan kondensat rebusan) dan dilaksanakan selama 5 minggu (Minggu ke 2 s/d Minggu ke 6).
Sebelum dilaksanakan pembalikan terlebih dahulu jalur jalur yang akan dibalik dibuka plastiknya dengan menggunakan mesin pembalik (Turning Machine), penyiraman disesuaikan dengan kondisi kelembaban bahan kompos.
Minggu Ke 7 s/d Minggu ke 8.
Bahan kompos yang sudah mengalami pemeraman selama 6 minggu, maka pada minggu ke 7 s/d minggu ke 8 ialah masa pengeringan bahan kompos (menjadi seperti tanah), dimana pencatatan suhu terus dilakukan dan apabila suhu lebih 60°C segera dilakukan pembalikan tanpa penyiraman. Untuk mempercepat pengeringan dan penyempurnaan bentuk bahan kompos maka pembalikan dilakukan (4-7) kali seminggu dan semakin sering semakin baik.
Catatan : Pada masa pengeringan dan pembentukan bahan kompos akan terjadi penyesuaian PH dari 8 – 9 menjadi PH 6 – 7,5 pembentukan warna menjadi hitam kecoklat-coklatan.
Jumlah Kompos Yang Dihasilkan.
Jumlah kompos yang dihasilkan ± 20% dari bahan = 20% x 278 T = 55,2 T. Kompos / hari. Satu tahun hasil kompos = 55,2 x 25 x 12 = 16560 T. Kompos Organik / tahun.
READ MORE - Pembuata Kompos dari Tandan Kosong Kelapa Sawit

Senin, 22 Oktober 2012

10 Cuaca Paling Ekstrim di Tata Surya

Selama beberapa dekade, astronom telah menggunakan teleskop untuk menguraikan kondisi atmosfer di planet yang jauh. Dan menyimpulkan fakta bahwa kita bersyukur telah tinggal di bumi ini.
10. Serious Lightining (Petir Terparah)

Pesawat ruang angkasa NASA Cassini telah melihat sebuah badai listrik di Saturnus yang lebih besar daripada badai listrik daratan Amerika Serikat , dengan kilatan petir yang 1.000 kali lebih kuat daripada di Bumi.
Badai petir yang membentang 2.175 mil (3.500 kilometer) dari utara ke selatan dan memancarkan suara radio yang sama dengan yang dihasilkan di bumi.
9. Hot Crush (Panas Penghancur)

Sesuai namanya,. venus merupakan tempat terpanas di tata surya kita. dengan suhu sekitar 750 Kelvin dan memiliki tekanan 90 kali di bumi ini akan membuat setiap pengunjung akan hancur (crush).
Ilmuwan menyebutkan bahwa hal ini terjadi karena adanya efek rumah kaca yang berlebihan dari awan sulfat yang menutupi langit-langit venus. Maka jadilah efek rumah kaca yang besar dan menyebabkan hal ini.
8. Methane Moon (Bulan Metana)

Pesawat ruang angkasa Cassini Huygens menemukan bukti kuat diantara hujan deras metana cair yang terjadi di bulan nya saturnus “Titan”. Dan mungkin “air” yang ada di bulan adalah metana juga karena pada suhu dingin Titan (94 derajat Kelvin) air pun akan dikurung seperti es.
7. Scarlet Rain (Hujan Merah)

Pada musim panas 2001, setidaknya 50 ton partikel merah jatuh di Kerala, India dan terus berlangsung selama hampir dua bulan bersama hujan. Ternyata benda merah berkarat ini termasuk partikel dari badai debu dan sel-sel biologis yang berasal dari luar angkasa (bakteri sejenis itu mksdnya).
Dalam edisi bulan April jurnal Astrophysics and Space Science, ilmuwan dari Mahatma Gandhi University melaporkan bahwa partikel memiliki penampilan sel-sel biologis, dapat bereproduksi di suhu mendesis, dan tidak memiliki kesamaan dengan partikel debu.
6. Planet Popsicle (planet es)

Pluto yang sekarang tidak di anggap planet ke 9 dalam tata surya ini memiliki fakta bahwa sinar matahari yang di dapat pluto di bandingkan bumi adalah sekitar 1:1000 tahun dan menyebabkan planet ini terdiri dari es beku yang terdiri dari nitrogen, metana dan karbon dioksida dengan suhu berkisar antara minus 387 hingga minus 369 Fahrenheit (40-50 derajat Kelvin).
5. Windy World (Dunia Angin)

Di Neptunus ditemukan gemuruh angin yang bertiup lebih banyak dan kuat daripada yang ada di Bumi, mencapai 1.500 mph (2.414 kph). Seiring dengan rotasi planet yang cepat (sekitar 16 jam) sehingga menyebabkan konveksi panas-dingin yang cepat juga, lalu dapat mempengaruhi kecepatan angin dan menciptakan kecepatan yang melebihi kecepatan angin di bumi
4. Freeze Frame(rangka es)

Suhu di Uranus bisa mencapai di bawah minus 300 derajat Fahrenheit (89 Kelvin). Uranus memiliki rotasi 17 jam namun revolusi yang mencapai 84 tahun menyebabkan musim (ekstrim) akan lama berganti. Kadang-kadang kondisinya bisa begitu dingin sehingga gas metana di atmosfer mengembun menjadi metana kristal-awan.
3. Close Encounter (Tabrakan Badai Terbesar)

Dua bintik bulatan di planet jupiter diatas adalah badai yang sedang mengamuk di planet tersebut. Dari ukuran badainya saja dapat kita ketahui. Yang besar dinamakan the great Red Spot, badai yang lebih dari dua kali lipat lebar Bumi dengan 350-mph ((563 kph) angin dan yang kecil (badai) di namakan Red Jr.
Walaupun tidak sepenuhnya dipahami, para ilmuwan berpikir warna merah berkorelasi dengan intensitas badai-angin lalu membangkitkan senyawa kimia dari bawah awan dan mengangkat mereka ke tempat yang tinggi, ditambah sinar ultraviolet sehingga menghasilkan rona bata.
2. Dust Buster (Pelebur Debu)

Mars diketahui telah menghempaskan badai debu yang melanda seluruh belahan mars. Debu berwarna karat ini dapat tertiup dengan kecepatan 60-100 mph (97-161 kilometer) per jam, yang berlangsung selama berminggu-minggu.
Begitu dimulai, kabut tak tertembus ini dapat menyelimuti lebih dari separuh planet, meningkatkan suhu 30 derajat Celcius di belahan mars.
1.Iron rain (Hujan Besi)

Disebut “bintang gagal”, planet brown dwarf ini adalah planet yang baru ditemukan di tata surya kita. Warna cokelat menandakan bahwa planet ini memiliki unsur ferum (besi) yang tinggi.
Planet ini memiliki badai seperti yang ada di jupiter dan menghempaskan besi-besi ke permukaan nya. Brown dwarf ini semakin dingin dari waktu ke waktu, molekul gas mengembun menjadi cairan besi-besi awan dan hujan.
Dengan pendinginan lebih lanjut, badai besar menyapu menjauh awan, membiarkan cahaya inframerah terang tersebar ke luar angkasa.

Sumber : www.palingseru.com

READ MORE - 10 Cuaca Paling Ekstrim di Tata Surya